REVIEW FILM: KAFIR-BERSEKUTU DENGAN SETAN (2018)


FILM KAFIR-BERSEKUTU DENGAN SETAN (2018)

Halo, sobat kapas berduri. Apa kabar? Gue harap kalian sehat selalu, dan yang sedang sakit semoga lekas diangkat penyakitnya. AMIN  

  
Sesuai dengan judul artikel di atas ya, kali ini bakal me-review film genre horror karya lokal. Sebelumnya, gue mau ngasi tau dikit, kenapa gue pilih nonton film ini, ya mungkin alasannya bakal sama dengan temen-temen yang lain. Pertama, jelas gue suka film horor dibanding film romantis atau petualangan yang pada saat itu juga lagi ada jadwal tayang. Kedua, film ‘Kafir-Bersekutu dengan Setan (2018)’ ini dibintangi oleh idola umat hampir se-tanah air, dimana beliau adalah sosok inspirator sekaligus panutan, yakni Mbah Tedjo atau Sujiwo Tedjo. Bagi yang belum tau siapa beliau, bisa kalian cek di youtube, ya. Atau lain kali ngobrol sama gue deh. Hehe

Baik, langsung cekidot!

Pertama, kita mulai review alur cerita, ya. Secara pribadi, sebenarnya cerita di film Kafir ini di luar dugaan atau fikiran. Ngga bisa ditebak, kalo mau nebak pun, belum tentu tebakan kita bener sesuai jalan cerita setiap adegan. Misalnya, si Hanum, awalnya kita mikir, ‘’nih Hanum kenapa dari tadi kebagian scene terus?’ ternyata dengan karakter Hanum yang lemah lembut dan berperan sebagai pacar Andi, justru akhir cerita Andi merasa terhianati oleh topeng Hanum selama ini. Di luar dugaan.

Hanum diperankan Indah Permatasari
Plot cerita film kafir ini bener-bener dibungkus rapi. Kenapa rapi? 

Waktu kapan muncul sosok menyeramkan atau setannya, selalu pas. Ngga dilebih-lebihkan, alias ngga dibuat-buat biar terkesan serem. Penampakan sosok menyeramkan atau setan, serem bukan kaya hantu-hantu biasanya yang menonjol di make-up ala hantu, bener-bener lebih terasa real. Beda lah, dari film horor kebanyakan.

Efek jumpscare alias efek kejut yang bikin serem, dari awal sampe akhir, ngga ada yang bosenin, selalu bikin kejut menegangkan. Misalnya, ketika si Ibu sedang berada di kamar sendiri berdiam diri, keadaan rumah sudah sepi, baru kemudian perlahan di tengah atap-atap kamar mulai membentuk warna kehitaman, dari kehitaman itu bakal keluar jelmaan mirip ular. Eits, spoiler, ya. Hehe

Sebenarnya alur cerita itu sesuai dengan judulnya kan ‘Kafir-Bersekutu dengan Setan’. Nah, sekedar informasi, setan di sini yang dimaksud ya bukan gendruwo, atau ular besar, tapi lebih ke seseorang yang kena teror-teror tiada henti. Nah, teror itulah yang bersekutu dengan ilmu santet. Santet untuk membunuh seseorang, santet untuk mendapatkan seorang pasangan yang diidamkan melalui dukun, dan lain sejenisnya. Dukunnya ini yang bakal jadi peran penting di film nantinya. Sebab, dukun sakti yang bernama Jarwo, mempunyai kelebihan menyingkap misteri-misteri yang tak bisa dipecahkan.

Dukun Jarwo diperankan Sujiwo Tedjo
Happy ending? No.
Sad Ending? Hmmm, bisa dibilang iya.

Oke, alur cerita, sepertinya gue ngga bakal spoiler banyak, gue saranin kalian nonton aja kalo free. Kenapa gue rekomendasiin? Ya, karena film ini bukan film horor kacangan atau film horor biasanya. Kualitasnya bagus bro, konsepnya mateng, bisa dibilang penyaing Pengabdi Setan lah. Hehe

Kedua, gue mau nilai tokoh pemain. Di sini, ngga banyak-banyak pemain figuran, alias pemainnya tersaring dengan apik dan mateng. Kalo misal jumlah pemainnya sepuluh, ya kesepuluh itu semua kebagian scene penting. Bukan cuma scene satu-dua-udah selesai, yang ngga begitu penting-penting banget, tapi justru peran mereka selalu berhubungan satu sama lain.

Kan ada tuh, pemain yang ganteng kaya aktor Indonesia lah, kebagian scene di akhir doang, tapi ngga begitu ngaruh sama cerita sebelumnya, atau ada juga pemain figuran yang punya background komika, cuma sebagai nilai jual film genre komedi, walaupun peran dia juga ngga ngaruh banget di unsur alur ceritanya.

Nah kalo film ‘Kafir-Bersekutu dengan Setan’ ini, semua kebagian peran yang kalo ‘tokoh’ ini ngga ada, ya ngga bakal nyambung sama cerita selanjutnya. Misal nih, sesaat sejak meningganlnya Bapak, dari adegan demi adegan kita mikirnya yang punya ilmu santet itu si Bapak atau ngga gitu, Ibu diteror selama ini karena Bapak rindu ingin menjemput, layaknya suami yang selalu ingin bersama istri. Ternyata dugaan itu semua keliru. Justru menurut dukun Jarwo, ibu lah yang terkena teror santet dari orang lain. Ngga ketebak kan?




Ibu Sri dan Bapak Herman

Oke, gue tambah lagi deh. Si Dina, seorang adik dari Andi, dia yang dari awal cerita selalu usil ke Andi, ya normal seperti karakter anak bungsu pada umumnya, justru Dina secara kritis menelusuri misteri darimana teror yang selama ini menyerang pada Ibunya. Dina tidak mau hal yang dialami almarhum Bapak terulang pada ibunya.


 Siapa aja pemain tokohnya?
1.       Herman seorang Bapak diperankan oleh Teddy Syach.
2.       Sri seorang Ibu diperankan oleh Putri Ayunda.
3.       Dukun Jarwo diperankan oleh Sujiwo Tedjo.
4.       Dina seorang adik diperankan oleh Nadya Arina.
5.       Andi seorang abang diperankan oleh Rangga Azof.
6.       Hanum seorang pacar Andi dan Anak Ibu Leila diperankan oleh Indah Permatasari.
7.       Leila seorang Ibu dari Hanum diperankan oleh Nova Eliza.
8.       Saidah diperankan oleh Oce Permatasari.
9.       Salim seorang tukang kebun di rumah Ibu Sri diperankan oleh Slamet Ambari.
10.   Dokter rumah sakit diperankan oleh Djenar Maesa Ayu.
11.   Kepala Desa diperankan oleh Yaya Unru.
12.   Dokter Puskesmas dipernahkan oleh Dolly Martin.
13.   Nenek diperankan oleh Laksmi Notokusumo.
14.   Pria Penghuni Rumah diperankan oleh Antar.

Kalopun peran figuran, ya kaya peran sebagai tukang ojek yang nganterin Dina keliling cari data, terus tukang kebun Pak Salim, bersihin rumah Ibu, yang kemudian tiba-tiba mengundurkan diri bekerja dari situ semenjak meninggalnya Bapak. Udah, itu aja mereka ngga banyak dialog kok tapi peran penting karena sangat berhubungan satu cerita sama lain. Kalopun ngga berhubungan, mereka sebagai pendukung unsur mistis.

Oh iya, kalo kekurangan, pasti setiap film ada lah ya kekurangannya. Secara pribadi, mungkin bukan kekurangan ya, tapi lebih tepatnya kesamaan film ini dengan film horor sebelumnya, yang sering dibilang orang-orang mirip Pengabdi Setan. Oke, tone-nya mirip Pengabdi Setan yang ala klasik-klasik. Terus beberapa elemen alur cerita mirip Pengabdi Setan, misalnya mulai dari sepeda motor yang dipakai Andi, itu juga dipakai Hendra dalam film Pengabdi Setan. 
Sepeda motor di Film Pengabdi Setan
Sepeda motor di Film Kafir-Bersekutu dengan Setan

Kalo di Pengabdi Setan, yang meninggal Ibu, nah di film Kafir-Bersekutu dengan Setan yang meninggal ayahnya, cuman sekali lagi ibu di Kafir beda ya dengan Ibu di Pengabdi Setan. Terus juga ada konsep musik era 80-an disetel pakai radio, nah di Kafir ini juga ada kok, yang mana konsep musik jaman era 80-an ini juga penambah unsur mistis. 


Oke, review-nya cukup sampai situ aja kali, ya. 

Rating?
8,5 dari 10.

Jujur, gue pribadi, pengen nonton lagi. Ngga tau, masih penasaran aja, rasanya kayak kurang pas kalo nonton film horor Kafir-Bersekutu dengan Setan cuma sekali. Kalo film horor lainnya mah, selama ini ya sekali nonton, ya cukup sekali. Hehe

Oke, cukup sampai di situ, ya sobat kapas berduri. Semoga bermanfaat. Kalo ada saran atau kritik, boleh nih bilang ke gue, buat kalian yang punya kontak gue langsung aja chat, hehe.

Comments

Popular posts from this blog

Review Film, "The Secret: Suster Ngesot Urband Legend" [2018]